banner 728x250

Rumah Dinas Bupati Batang Jadi Tempat Seru Main Permainan Tradisional dan Baca Buku

Akhir pekan di Rumah Dinas Bupati Batang berubah jadi surga bermain anak. Permainan tradisional dipadukan dengan pojok baca, ciptakan keceriaan dan semangat literasi sejak dini.

Kegiatan permainan tradisional dan pojok baca di Rumdin Bupati Batang jadi ajang edukatif dan menyenangkan bagi anak-anak setiap akhir pekan. Foto: Humas Kab Batang
banner 120x600
banner 468x60

Lokaljawa, Batang – Puluhan anak memenuhi halaman Rumah Dinas Bupati Batang dalam suasana penuh keceriaan saat mengikuti kegiatan permainan tradisional yang dikolaborasikan dengan pojok baca. Kegiatan ini digelar bertepatan dengan Hari Bebas Kendaraan bermotor dan menjadi bagian dari inovasi program kerja Bunda Literasi, Faelasufa Faiz Kurniawan.

Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) serta Forum Anak binaan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB (DP3AP2KB) Kabupaten Batang.

banner 325x300

Permainan yang disiapkan mencakup congklak, ular tangga, egrang, hingga aktivitas menggambar dan mewarnai. Anak-anak tampak bebas memilih mainan yang mereka sukai, sementara perpustakaan keliling juga hadir untuk menumbuhkan minat baca sejak usia dini.

“Bermain adalah hak anak. Ketika dikolaborasikan dengan membaca, akan jadi kegiatan yang menyenangkan dan mendidik,” ujar Urip Hariyanto, Seksi Perlindungan Anak DP3AP2KB.

Ketua Forum Anak, Raisya, mengungkapkan antusiasme luar biasa dari para pengunjung, baik anak-anak maupun orang tua. Bahkan ada pula orang dewasa yang ikut bermain demi nostalgia masa kecil.

“Yang paling ramai itu congklak, ular tangga, mewarnai, dan egrang. Semuanya bahagia, termasuk orang dewasa yang ingin mengenang masa kecilnya,” ungkapnya.

Kegiatan ini rencananya akan digelar rutin sebulan sekali. Namun, jika respons masyarakat tetap tinggi, frekuensinya bisa ditambah.

Salah satu peserta cilik, Rasyid (6 tahun), mengaku baru pertama kali mencoba permainan tradisional dan langsung jatuh cinta.

“Mainannya gampang dan seru. Kalau ada tiap minggu, aku suka banget!” katanya polos.

Yudi, seorang mahasiswa yang juga ikut bermain, menyebut kegiatan ini sebagai cara positif menghidupkan kembali budaya permainan anak yang mulai terlupakan.

“Tadi sempat main egrang, nostalgia banget. Kalau bisa ditambah lagi kayak petak umpet atau bekel, pasti makin seru,” ujarnya.

Program ini tidak hanya menjadi sarana rekreasi, tapi juga ruang edukasi dan interaksi antar generasi—menyatukan nilai budaya dan literasi dalam suasana penuh keceriaan.

banner 325x300