Lokaljawa, Lumajang — Sebuah jembatan kecil di ujung timur Dusun Kokapan 1, Desa Rojopolo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, menjadi simbol kuat kemandirian dan gotong royong warga desa.
Jembatan sepanjang 4 meter dan lebar 2,5 meter itu bukan hasil proyek bernilai miliaran, melainkan dibangun bertahun-tahun lalu dengan anggaran terbatas dan kerja bakti warga. Kini, saat kondisinya lapuk dan membahayakan, warga bersama pemerintah desa dan TNI kompak memperbaikinya.
Melalui musyawarah dusun, perbaikan jembatan disepakati sebagai prioritas penggunaan Dana Desa (DD) tahap ini. “Ini contoh nyata Dana Desa digunakan untuk kebutuhan warga. Material dari anggaran desa, tenaga kerja dari warga, dan Babinsa turut mendampingi,” ujar Kepala Dusun Kokapan 1, Siswanto, Kamis (10/7/2025).
Babinsa Koramil 0821-12/Jatiroto, Serda Hanung Rudianto, juga hadir sejak awal. Ia membantu koordinasi, distribusi material, hingga ikut turun tangan di lapangan. “Kalau jalur utama seperti jembatan ini rusak, aktivitas warga terhambat. TNI hadir untuk membantu,” jelasnya.
Dengan anggaran sekitar Rp18 juta dari Dana Desa, dukungan logistik dari Koramil, dan gotong royong warga, jembatan itu rampung hanya dalam tiga hari. Tak ada panggung peresmian, hanya kerja nyata dan semangat kebersamaan.
Bagi warga, jembatan ini bukan sekadar penghubung fisik, tapi simbol konektivitas sosial. “Kami tidak menunggu proyek besar. Yang penting kami kompak. Kehadiran satu orang Babinsa saja sudah cukup untuk kami merasa didampingi,” ungkap Pak Karim, petani setempat.
Pembangunan Jembatan Kokapan menunjukkan bahwa pembangunan desa tak selalu bergantung pada anggaran besar. Yang utama adalah tepat sasaran, melibatkan masyarakat, dan adanya sinergi antara desa dan TNI. Di Kokapan, pembangunan bukan wacana, tapi kerja bersama.
Sumber: Infopublik.id