Lokaljawa, Yogyakarta – Sabtu, 20 September 2025 menjadi momentum berharga ketika Candi Ijo, percandian tertinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, berubah menjadi ruang kontemplasi dan harmoni. Di bawah tema “Harmoni Alam dan Jiwa (Spirit of Spirituality)”, lebih dari 40 peserta mengikuti sesi yoga dan meditasi yang memadukan keindahan panorama alam, nilai luhur budaya, serta kedalaman spiritualitas.
Terletak di Perbukitan Batur Agung atau dikenal pula sebagai Ciwa Plateau, Candi Ijo berdiri pada ketinggian 357 mdpl. Situs warisan budaya Hindu-Buddha ini tidak hanya menyimpan sejarah arsitektur suci, tetapi juga memancarkan energi spiritual yang mempersatukan manusia dengan alam, puruṣa dan prakṛti. Dalam kesunyian dan hembusan angin perbukitan, setiap tarikan napas menjadi jembatan menuju kedamaian batin.
Museum dan Cagar Budaya (BLU Kementerian Kebudayaan) bekerja sama dengan Outdoor Yoga Club Yogyakarta (OYC), Forest Therapy, serta sejumlah sponsor menghadirkan pengalaman berbeda: sebuah perjalanan batin yang menyejukkan. Melalui yoga dan meditasi, peserta diajak untuk merasakan kembali hakikat yogaḥ cittavṛtti nirodhaḥ, penghentian gelombang pikiran demi mencapai ketenangan sejati.
Acara dimulai dengan salam pembuka dari Outdoor Yoga Club, dilanjutkan sambutan dari pihak Museum dan Cagar Budaya. Eksplorasi situs dipandu oleh pemerhati budaya Bambang Kasatriyanto, memperdalam pemahaman tentang warisan spiritual Candi Ijo. Tepat pukul 16.00 WIB, ketika matahari mulai condong ke barat, Coach Ketut Artana memimpin sesi Hatha Yoga Klasik, mengalir bersama napas dan kesadaran. Usai itu, Dr. Francisca Herin M.Biomed (AAM) membimbing meditasi “Bunga Mawar”, sebuah pengalaman olfaktori yang menuntun peserta menelusuri aroma ketenangan dan cinta kasih.
Puncak kegiatan hadir saat senja menutup hari, ketika langit Yogyakarta dihiasi semburat jingga dari puncak Bukit Ijo. Dalam keheningan, para peserta merasakan keterhubungan yang mendalam: dengan diri, dengan alam, dengan semesta.
Tidak hanya menjadi ajang refleksi, kegiatan ini juga mengusung pesan promotif. Selain memperkuat kepedulian terhadap pelestarian situs cagar budaya, Yoga dan Meditasi di Candi Ijo mengajak masyarakat untuk menjadikan warisan budaya sebagai ruang hidup, ruang spiritual, sekaligus ruang kebahagiaan modern. Peserta juga mendapat apresiasi berupa kudapan tradisional, jamu buatan lokal, voucher pertunjukan budaya, hingga doorprize menarik dari para sponsor.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya merawat harmoni jiwa dan alam, serta menumbuhkan rasa cinta terhadap cagar budaya,” tutur Isni Wahyuningsih, Koordinator Unit Cagar Budaya Wilayah DIY, Museum dan Cagar Budaya.
Candi Ijo sekali lagi membuktikan dirinya bukan hanya tinggalan arkeologis, melainkan ruang spiritual hidup. Di antara batu-batu suci yang membisu, jiwa manusia menemukan bahasa baru: bahasa sunyi yang menyatukan keagungan budaya, kebijaksanaan alam, dan kedalaman batin.