Lokaljawa, Jakarta – Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengapresiasi langkah stabilisasi harga pangan, khususnya beras, melalui Gerakan Pangan Murah (GPM) dan program Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Inflasi pangan nasional tercatat menurun dari 2,37 persen menjadi 2,31 persen year-on-year (yoy).
Pernyataan itu disampaikan Tito saat meninjau GPM di Pasar Palembang Jaya Km 5, Sumatera Selatan, Jumat (5/9/2025), didampingi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Dirut Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani, dan jajaran terkait.
Menurut Tito, beras sebagai komoditas pokok rakyat berada dalam kondisi stok aman, dan distribusi SPHP berjalan lancar. “Beras SPHP tidak hanya murah, tapi kualitasnya bagus. Dengan penyaluran yang gencar, harga beras di beberapa daerah yang naik bisa turun, sementara yang sudah stabil tetap terjaga,” jelasnya.
Program SPHP menyalurkan 1,3 juta ton beras untuk menstabilkan harga di berbagai daerah. Stok beras nasional Indonesia saat ini lebih dari 4 juta ton, cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik tanpa perlu impor.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selain inflasi yoy 2,31 persen, Indonesia juga mengalami deflasi 0,08 persen (month-to-month) pada Agustus 2025. Komoditas utama penyumbang deflasi adalah tomat, cabai rawit, dan bawang putih.
Mentan Amran menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci keberhasilan menjaga stabilitas pangan. “Ini indikasi bahwa pangan kita stabil. Patut kita syukuri bahwa tahun ini Indonesia bisa memenuhi kebutuhan dalam negeri sepenuhnya,” ujarnya.
Dengan SPHP dan koordinasi lintas sektor, pemerintah menegaskan komitmennya menjaga harga pangan tetap terjangkau, melindungi daya beli masyarakat, dan mencegah lonjakan inflasi.
sumber: Infopublik.id