Menyambut Tahun Baru Imlek 2025, Kota Semarang mempercantik diri dengan pemasangan lampion dan ornamen, menciptakan suasana perayaan yang semarak serta meningkatkan daya tarik wisata. Sumber foto : HUmas Pemkot Semarang
SEMARANG, 22 Januari 2025 – Menyambut perayaan Tahun Baru Imlek 2025, wajah Kota Semarang kini tampak semakin semarak dengan hiasan lampion yang tergantung di sepanjang jalan protokol. Dari Jalan Pemuda hingga kawasan Pecinan, ratusan lampion berwarna merah menggantung indah, memberikan kesan magis dan meriah. Pemasangan lampion ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kota Semarang (Pemkot Semarang) untuk memeriahkan perayaan Tahun Baru Imlek, sekaligus memperkuat kerukunan antar umat beragama dan mempromosikan keberagaman budaya.
Pemasangan Lampion dan Ornamen Imlek: Wujud Akulturasi Budaya
Pemasangan dekorasi di beberapa titik strategis ini bukan hanya untuk menyambut Imlek saja, namun juga untuk memperingati berbagai hari besar lainnya, baik keagamaan maupun nasional. Wing Wiyarso Poespojoedho, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Semarang, menjelaskan bahwa setiap momentum besar, seperti Imlek dan Natal, selalu dihiasi dengan ornamen di area utama kota. Hal ini dilakukan guna menciptakan suasana perayaan yang semarak dan memperindah tampilan kota.
“Pemasangan lampion dan dekorasi lainnya adalah bagian dari upaya untuk menambah estetika kota, selain sebagai bentuk kerukunan antar umat beragama dan memperlihatkan akulturasi budaya yang sudah menjadi ciri khas Kota Semarang,” ujar Wing saat ditemui di kawasan Pecinan, Sabtu (18/01).
Menambah Daya Tarik Wisata Kota Semarang
Selain sebagai wujud perayaan, pemasangan lampion dan ornamen ini juga bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan. Pemerintah Kota Semarang berharap dengan adanya dekorasi ini, kota menjadi lebih menarik bagi wisatawan, terutama bagi mereka yang gemar mengabadikan momen di spot-spot yang instagramable.
“Setiap perayaan besar, kami selalu mempercantik kota dengan ornamen khusus. Saat perayaan Natal 2024, kami menghias beberapa titik dengan dekorasi khas Natal. Kali ini, kami menyambut Imlek dengan lampion yang menggantung indah, berharap dapat menarik lebih banyak pengunjung,” ungkap Wing.
Pencapaian kunjungan wisatawan ke Kota Semarang di tahun 2024 juga mengalami peningkatan signifikan. Berdasarkan data Disbudpar, jumlah kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2024 mencapai 7,3 juta orang, yang menjadi capaian tertinggi sejak sebelum pandemi Covid-19. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata di Semarang semakin pulih dan berkembang.
Target Wisatawan 2025: Pengembangan Destinasi Baru dan Sinergi dengan Pokdarwis
Untuk tahun 2025, Disbudpar Kota Semarang menargetkan peningkatan jumlah wisatawan lebih tinggi lagi. Salah satu upayanya adalah dengan memperkenalkan destinasi wisata baru dan memperkuat kolaborasi dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) di berbagai daerah, termasuk kawasan Pecinan yang kini mulai lebih dikenal sebagai destinasi wisata budaya.
“Kami akan mendukung penuh pengembangan destinasi wisata baru di berbagai wilayah, termasuk kawasan Pecinan, guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tegas Wing. Pembangunan dan pengembangan destinasi wisata diharapkan dapat mendongkrak perekonomian lokal, memberikan peluang bagi masyarakat, serta meningkatkan popularitas Kota Semarang sebagai tujuan wisata unggulan di Indonesia.
Semangat Memperkenalkan Semarang ke Dunia
Dengan berbagai upaya yang dilakukan Pemkot Semarang, sektor pariwisata di kota ini diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat. Dengan adanya berbagai dekorasi khas dan perayaan Imlek, Semarang semakin menunjukkan keberagaman budaya serta kerukunan antar umat beragama yang terjalin di kota tersebut.
Melalui kegiatan ini, Pemkot Semarang optimis bahwa sektor pariwisata akan terus berkembang, memberi manfaat besar bagi ekonomi masyarakat, serta memperkenalkan Semarang lebih luas di tingkat nasional maupun internasional.
Tag: Imlek 2025, Kota Semarang, Lampion Imlek, Pariwisata Semarang, Dekorasi Imlek, Kawasan Pecinan, Kebudayaan Semarang